Assalamualaikum W.rWb
Kesempatan posting kali ini saya mau posting tentang Kajian dari Ustad Mizan Qudsiyah, Lc
yang bertema "Bicara Tentang Dunia"
Berbicara tentang
dunia tidak pernah ada selesainya dan tidak pernah ada ujungnya.
Berkreasi di dunia
ini pun demikian. Semakin akhir dunia, semakin ujung dunia ini, manusia pun
semakin rakus akan dunia tersebut.
Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengibaratkan tentang dunia ini dikatakan:
إنّ الدنياحُلْوَةٌ خَضِرَةٌ
“Sesungguhnya
dunia manis dan hijau.”
Kenapa ? Penuh
dengan berbagai macam nikmat yang disiapkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Tetapi kenikmatan dunia ini kalau dibandingkan dengan kenikmatan akhirat tidak
ada apa-apanya.
Sebab apa ?
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam disebutkan:
لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ
جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya
dunia ini disisi Allāh setara dengan sayap nyamuk, niscaya Allāh Subhānahu wa
Ta’āla tidak akan memberikan orang-orang kāfir seteguk air pun.”
Ini Isyarat
bahwasanya dunia ini tidak ada apa-apanya. Maka Allāh Aza wa Jalla sebutkan
dalam Al Qurān :
..
وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ
لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya
negeri akhirat itu, itulah kehidupan yang hakiki jikalau mereka mengetahui.”
Maka telah
diriwayatkan, dikatakan oleh ‘Īsā ‘alayhi shalatu wassalām:
الدنيا قنطرة فاعبروها ولا تعمُروها
“Dunia
ini ibarat jembatan, jembatan tersebut di lewati, jangan membangun istana di
atasnya.”
Oleh karena itu,
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam kafaratul majelis beliau:
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ
علمنا ولا إلى النار مصيرنا.
“Yā
Allāh , janganlah Engkau jadikan dunia ini angan-angan kami yang terbesar, dan
jangan pula Engkau jadikan dunia puncak dari ilmu kami, (puncak dari pegetahuan
kami), dan jangan pula jadikan neraka itu tempat kami kembali.”
Maka Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengibaratkan tentang dunia ini dan harta.
Dalam hadīts yang
lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebutkan:
لَا يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًّا فِي
اثْنَتَيْنِ : فِي حُبِّ
الدُّنْيَا ، وَطُولِ الْأَمَلِ
“Senantiasa
hati nya orang-orang tua itu muda dalam dua perkara: 1.pertama panjangnya
angan-angan (keinginan untuk hidup yang terus-menerus), 2. kedua cinta kepada
harta dunia ini.”
Oleh karena itu,
Islam tidak mencela yang namanya harta, tidak mencela pula yang namanya urusan
dunia, kecuali apabila dunia tersebut dan harta tersebut melalaikan kita dari
keta’atan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Maka wajib bagi
setiap muslim yang ingin menasehati dirinya, kemudian mengingatkan keluarganya
untuk bertakwa kepada Allāh Aza wa Jalla kepada kehidupan dunia yang sesaat
ini.
Nabi Shallallāhu
‘alayhi wa sallam sebutkan:
أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ
إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur
umatku ini antara 60 sampai 70 tahun. Dan sedikit sekali yang melampaui 70
tersebut.”
Manfa’atkan waktu
kita. Manfa’atkan umur kita di dunia ini. Jangan sampai kita tertipu dengan
dunia.
Allāh Subhānahu wa
Ta’āla sebutkan:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
“Kehidupan
dunia itu adalah kesenangan yang menipu.”
Semoga Allāh
Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita orang-orang yang mampu mengatur sisa umur
kita, sisa waktu kita untuk mempersiapkan perbekalan kita kelak menuju negeri
akhirat dalam kesempatan yang sedikit dan singkat ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
EmoticonEmoticon